Kian Banyak Desakan, META Berjanji Batasi Konten Berbahaya Untuk Remaja

Perusahaan raksasa teknologi dan media sosial, Meta, membuat perubahan terhadap aksesibilitas remaja di aplikasi Instagram dan Facebook. Perusahaan ini mengumumkan pada hari Selasa (09/01/2024)  bahwa mereka akan mulai menyembunyikan jenis konten tertentu di kedua aplikasi dan membatasi istilah pencarian tertentu di Instagram. Perubahan ini berlaku untuk semua remaja di bawah 18 tahun.

Ada begitu banyak konten berbahaya yang bisa diakses oleh remaja, namun tidak ada batasan bagi Anda untuk membagikan ID88 ke media sosial manapun. Anda bisa bermain game bersama teman-teman dan juga beradu analisa dengan sensasi berbeda sebelum pertandingan olahraga dimulai.

Meta menyatakan tentang pembatasan konten bagi remaja lewat situs resminya dengan bunyi “Sekarang, ketika orang menelusuri istilah yang berkaitan dengan bunuh diri, menyakiti diri sendiri, dan gangguan makan, kami akan mulai menyembunyikan hasil terkait tersebut dan akan mengarahkan mereka ke sumber daya ahli untuk mendapatkan bantuan,” tulis Meta dalam postingan blognya.

Tuntutan Hukum Menumpuk di Amerika Serikat

Kebijakan baru ini muncul ketika Meta menghadapi lusinan tuntutan hukum di beberapa negara bagian Amerika Serikat (AS), kemungkinan undang-undang federal, dan meningkatnya tekanan dari kelompok advokasi keselamatan anak. Semua tuntutan hukum itu memperjuangkan agar jejaring sosial lebih aman bagi anak-anak.

Meta mengatakan pihaknya menghapus atau membatasi rekomendasi jenis postingan tertentu untuk semua pengguna. Konten yang dibatasi adalah segala hal yang berbau ketelanjangan dan penjualan narkoba – termasuk ketika konten tersebut diposting oleh teman atau seseorang yang mereka ikuti.

Tantangan Belum Usai Meski Meta Batasi Konten Remaja

Jean Twenge, seorang profesor psikologi di San Diego State University dan penulis buku Generations, mengatakan ini adalah langkah ke arah yang benar namun masih sulit untuk mengawasi siapa sebenarnya remaja di Facebook dan Instagram.

“Anda tidak memerlukan izin orang tua untuk mendaftar akun media sosial,” kata Twenge. “Anda mencentang semua checklist  yang mengatakan bahwa Anda berusia 13 tahun, atau Anda memilih tahun lahir yang berbeda dan, boom, Anda masuk.” Artinya checklist bisa diisi oleh siapa saja tanpa jaminan kejujuran.

Twenge, yang pernah menjadi konsultan bagi anggota parlemen dalam gugatan mereka terhadap Meta, mengatakan bahwa remaja mengalami insiden depresi, masalah kepercayaan diri terhadap tubuh, dan yang paling besar adalah perundungan (bullying) akibat akses media sosial. Dia mengatakan penelitian menunjukkan bahwa remaja yang menghabiskan sebagian besar harinya di media sosial dua kali lebih mungkin mengalami depresi atau melukai diri mereka sendiri dibandingkan dengan yang hanya mengakses sesaat.

“Jelas ada hubungannya dengan menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial dan kemudian menimbulkan dampak negatif,” kata Twenge.

Butuh Waktu Untuk Kembangkan Perangkat Kejujuran Virtual

Juru bicara Meta mengakui bahwa orang bisa salah menggambarkan usia mereka di Facebook dan Instagram. Dia mengatakan kepada National Public Radio (NPR) bahwa perusahaannya berinvestasi pada alat dan teknologi verifikasi usia yang dapat mendeteksi dengan lebih baik ketika pengguna berbohong tentang usia mereka.

Masalah ini begitu serius dan menyita perhatian warga hingga parlemen dan senator di Amerika Serikat mereka adalah Senator Richard Blumenthal, D-Conn., dan Senator Marsha Blackburn, R-Tenn. Pemerintah di Negeri Paman Sam sedang menyuarakan Undang-Undang Keamanan Daring bagi anak agar disahkan sesegera mungkin. Jika disahkan, undang-undang tersebut akan meminta pertanggungjawaban perusahaan teknologi dalam memberikan konten beracun kepada remaja.